Sabtu, 04 Juni 2011

DISMINORHEA

Mengenal Disminorhea

Oleh : MH Muflihatul Ulfa

Sudah menjadi sunnatulloh kaum wanita diciptakan dengan sejumlah identitas tertentu yang menjadi khasnya. Sebagian besar di antaranya dapat kita kenali dari fenomena yang nampak.Tetapi kita sangat yakin yang belum terungkap juga masih banyak dan lebih besar daripada yang selama ini sudah nampak. Diantara ciri khas yang biasa kita kenali adalah bahwa wanita menjadi masa haid.

Wanita normal secara periodic tiap bulannya mengalami sebuah peristiwa rutin yang biasa disebut haid atau menstruasi. Biasanya orang menyebutnya sebagai peristiwa datang bulan. Peristiwa ini ditandai dengan keluarnya darah dari vaginanya, namun ini adalah darah yang normal keluar berasal dari meluruhnya dinding endometrium akibat tidak dibuahinya sel telur yang telah matang. Ini adalah proses alami yang secara rutin terjadi pada wanita normal.

Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Fathul Bari menyebutkan bahwa haid yang pertama adalah haid yang menimpa hawa setelah ia keluar dari surga. Artinya sejak umat islam hidup di dunia, haid sudah menjadi bagian dari kekhasan wanita. Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam surat Al-Baqoroh ayat 222 :

“Mereke bertanya kepadamu tentang haid . Katakanlah : ‘Haid itu suatu kotoran’, oleh karena itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita pada tempat keluarnya darah (farji), dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka bersuci.”

Rosululloh SAW bersabda :

“Ini adalah haid (menstruasi) adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untuk wanita keturunan Adam” (HR. Bukhori Muslim)

Ada satu hal yang sering dikeluhkan oleh para wanita ketika mereka mengalami masa haid, yaitu nyeri haid atau dalam istilah medis disebut dengan disminorhea. Banyak wanita yang tidak tahu tentang kejadian ini hingga banyak wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan ke mana ia harus mengadu. Keadaan itu diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap bahwa nyeri haid adalah rasa sakit yang wajar yang terlalu dibesar-besarkan dan dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Anggapan seperti ini sudah mulai hilang beberapa tahun yang lalu. Sekarang baru diketahui bahwa nyeri haid adalah kondisi medis yang nyata yang diderita wanita. Beberapa tahun yang lalu nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatis. Akan tetapi, karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengetahuan yang berkembang, nyeri haid mulai banyak dibahas. Banyak ahli yang telah menyumbangkan pikiran dan temuannya untuk mengatasi nyeri haid.

Nyeri haid atau dismenore menjadi satu masalah tersendiri yang banyak dialami kaum wanita. Bahkan lebih dari 50% wanita yang menstruasi mengalami dismenore. Sehingga hal tersebut menjadi faktor penyebab terbanyak absen-nya para kaum wanita pada jam kerja atau sekolah. Gejalanya meliputi: nyeri pada perut bagian bawah, mual, muntah, diare, cemas, depresi, pusing, nyeri kepala, letih-lesu, bahkan sampai pingsan. Keluhan-keluhan ini bisa berlangsung selama beberapa jam, sampai beberapa hari (umumnya tidak lebih dari 3 hari).

Disminorhea merupakan nyeri yang ringan dan samar-samar, tetapi ada pula yang berat, bahkan beberapa wanita sampai pingsan karena tidak kuat menahannya. Separuh dari wanita terganggu oleh nyeri haid. Dahulu, dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari, tetapi sekarang dokter mengetahui bahwa dismenore merupakan kondisi medis yang nyata. Meskipun demikian, penyebabnya yang pasti, masih kurang dimengerti. Namun ada beberapa factor yang mempengaruhinya, yaitu keseimbangan hormone dan keadaan psikologis.

Penyebab nyeri haid ini dibagi dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Penyebab primernya, bagi wanita yang sejak gadis memang terbiasa dengan nyeri haid mungkin itu memang suatu bawaan. Artinya ketika dia diperiksakan ke dokter tidak ditemukan kelainan pada organ reproduksinya, kalaupun ada mungkin posisi dari rahim atau uterusnya yang terlampau menekuk ke depan.Posisi yang demikian ini akan menekuk leher rahim sehingga darah yang keluar pun tidak lancar. Bagi yang posisi rahimnya terlampau menekuk ini biasanya akan menjadi normal kembali setelah melahirkan.

Kemungkinan penyebab rasa nyerinya yaitu peningkatan sekresi hormone prostalglandin yang memicu konraksi pada otot rahim atau uterus. Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwasanya darah haid atau menstruasi merupakan darah yang normal keluar berasal dari meluruhnya dinding endometrium akibat tidak dibuahinya sel telur yang telah matang. Pada saat peluruhan, otot-otot dan syaraf-syaraf dari dinding rahim akan mengalami kontraksi. Kontraksi ini dipengaruhi oleh hormone prostalglandin. Sehingga semakin meningkat hormone prostalglandin maka kontraksi akan semakin aktif dan akan semakin nyeri. Selain itu juga dipengaruhi oleh factor psikogenik , stress emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah, pikiran dan pekerjaan dapat meningkatkan rasa nyeri.

Nyeri haid sekunder bisa disebabkan karena beberapa penyakit yang mendahuluinya, antara lain anomaly uterus congenital (suatu kantong buntu dari uterus dapat dibatasi dengan endometrium yang melingkar dan tahan karena tidak ada jalan keluar , cairan haid menyebabkan kavum uteri membengkak, menciptakan nyeri yang hebat), Leiomioma Submukosa (haid yang banyak dan nyeri dapat disebabkan oleh kontraksi-kontraksi uterus sebagai usaha untuk mengeluarkan leiomioma submukosa), Polip Intra uterine atau intraservika (uterus dapat mengadakan respon terhadap polip karena merupakan suatu benda asing dan berkontraksi dengan kuat sebagai usaha untuk mengeluarkan polip), Endometriosis (merupakan penyebab yang sering dari dysmenorrhea sekunder. Lokasi nyeri-nyeri bervariasi tergantung pada tempat implantasi endometrium dan apakah ada ketergantungan rektum atau ureter), Andenomiosis (uterus mungkin sedikit membesar ), Infeksi Pelvis akut dan Kronis (meskipun nyeri pelvis dapat terjadi setiap saat selama siklus haid, beberapa pasien melaporkan eksaserbasi nyeri pada saat haid), stenosis Servikalis (obstruksi dari aliran darah haid menyebabkan nyeri kolik yang sangat hebat), Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atu AKDR (dapat menstimulasi kontraksi uterus yang nyeri).

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantsipasi serta menguangi rasa nyeri saat haid :

- Saat nyeri dating jangan panik, basakan mengatur nafasuntuk relaksasi, tarik nafas dalam dan hembuskan pelan-pelan. Ulangi sekali lagi hingga anda merasakan lega dan nyerinya berkurang

- Minumlah aspirin, parasetamol , ibuprofen atau obat analgesic lainnya. Semua analgesic merupakan antiprostalglandin yang selain bekerja sebagai pengontraksi otot rahim juga sebagai penghantar ransang nyeri ke otak. Atau bisa juga dengan menggunaan obat analgesic dari tumbuhan (daun dewa, mawar, siantar/soka, ginjean, teki dan temu lawak). Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan.

- Hangatkan dengan bantal penghangat. Bila sakitnya mnejadi semakin berat berbaringlah sambil menempelkan botol berisi air hangat yang dibungkus handuk pada perut atau punggung yang terasa nyeri. Rasa hangat tersebut dapat mengendurkan otot yang kram serta dapat melancarkan peredaran darah serta mengurangi rasa nyeri.

- Mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa nyeri haid

- Melakukan olahraga ringan secara teratur akan membantu mengurangi rasa tidak nyaman tersebut. Hal ini akan bermanfaat untuk jangka panjang, selain menyehatkan badan juga dapat mengurangi penderitaan nyeri saat haid.

Selamat Mencoba..!!

Referensi

Alam, S, 2007. Endometriosis. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Arifin, S, 2011. Nyeri Haid. http://ipin4u.esmartstudent.com/haid.htm(3 April 2011)

Ath-Tharsyah, A, 2001. Serba-Serbi Wanita: Panduan Mengenal Wanita. Jakarta. Almahira

Anneahira, 2011. Mengenali Menstruasi dan Gejalanya. http://www.anneahira.com/perempuan/menstruasi.htm(3 April 2011)

Nadesul, H, 2010. Cantik, Cerdas dan Feminim. Jakarta. PT Kompas Media Nusantara

Taber, B, 1994. Kapita Seleksi Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. EGC

Tidak ada komentar: