Senin, 17 Desember 2012

Tentang Niat dan Ikhlas (kajian siang ini) (repost : 11 Oct)

Semua perbuatan tergantung niatnya, meskipun perbuatannya sama tapi kalau niatnya berbeda yang dihasilkan dan didapatkan akan berbeda.
Hadits "Innamal a'malu binniyat :: sehingga sebagian ulama bilang niat itu merupakan separoh dari diin.
Amalan itu dibagi menjadi dua macam,
“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang  berdzikir kepada Allah, yang melakukanketaatan kepada- Nya, seorang „alim atau penuntut ilmu syar‟i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami‟, Syaikh Al Albanimengatakan hadits ini hasan)
Banyak orang yang terkecoh dengan dunia dan isinya. Kecuali orang yang berbuat untuk mencari ridlo Allah, berdzikir kepadaNya,
taat kepadaNya, seorang alim atau penuntut ilmu syar'i. Semua yang kita lakukan semata2 harus karna mencari ridlo Allah. Niat ikhlas itu sejatinya bukan tampa pamrih tapi dia tetap mengharapkan  keridloaan Allah.
Dari anas bin malik ra. Nabi saw bersabda "Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan kekayaan di hatinya dan harta benda akan datang  kepadanya serta tunduk kepadanya. Dan barangsiapa yang menjadikan harta dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan kefakiran di kedua matanya dan mencerai-beraikan semuanya dan tidak akan memberinya harta  dunia selain apa-apa yang telah ditentukannya." (HR Tirmidzi)
Kita sering terkecoh dengan mengukur kebahagiaan hidup dengan materi, ntah mobil mewah, rumah megah,...akan tetapi hakikat kebahagiaan itu ada di dalam hati. Belum tentu orang-orang konglomerat dan para pejabat itu merasakan kebahagiaan dengan harta mereka, bahkan banyak dari mereka yang ternyata msikin hatinya. Dunia jika dikejar maka ia akan semakin jauh dan melenakan, orang yang mengejar dunia itu ibaratnya orang yang 'kecelek', karna ternyata Allah bahkan menjadikan kefakiran di kedua matanya.
Suatu ketika seorang gubernur di jaman Khalifah Umar ra, mendapatkan bantuan dari khalifah untuk meringankan kebutuhan hidupnya mungkin kalau jaman sekarang biasa disebut tunjangan hidup. Ketika seorang utusan datang membawa bantuan tersebut kepadanya, satu kata yang ia ucapkan "Innalillahi wa inna ilaihi raaji'un" dengan suara yang keras dan mengagetkan istrinya, hingga istrinya pun bertanya, "siapakan yang datang wahai zauji?", ternyata bantuan yang datang kepada gubernur yang berupa harta tersebut tidak lain dianggap sebagai musuh yang dapat menghalangi jalannya menuju akhirat, karena penuh dengan godaan dunia. Saking menjadikan dunia sebagai musuhnya sehingga ketika harta datang kepadanya iapun mengatakan "innalillah"
Orang yang mengejar dunia pasti memiliki mental yang sangat rapuh, Allah telah menjadikannya fakir, hidupnya tidak pernah tenang karena selalu merasa kekurangan, galau terus-menerus, stress dan lain sebagainya.Orang yang orientasinay akhirat, maka dia akan mendapatkan akhirat dan duniapun akan mengikutinya.

Ujian Keikhlasan --> "Riya'"
 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal, maka beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap diri kalian daripada Al Masih Ad Dajjal?" Abu Sa'id berkata, "Kami menjawab, "Tentu. "Beliau bersabda: "Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar ada seseorang yang memperhatikannya." (HR Ahmad 3/30 no 11270 dan Ibnu Majah no 4204 dan dihasankan oleh Syaikh Albani)
Syirik khofi baik dalam bentuk riya' maupun sum'ah lebih berbahaya, karena bahkan orang yang melakukannya pun tidak menyadarinya.Ia bisa muncul kapan saja saat seseorang mealakukan ibadah, kadang di awal, di tengah bahkan di akhir ibadahnya. Waspada Syirik Khofi...!!

Disarikan dari kajian ust. Syukur
*Sekian aja yaa....:))

Tidak ada komentar: